Pelajaran dari Nabi Ibrahim A.S.
Nabi Ibrahim Khalilullah pernah
memanjatkan doa di tempat penggembalaan ternaknya di sebuah bukit di Baitul
Maqdis. Lalu, dia bertemu dengan seorang laki-laki ahli ibadah. Kemudian,
terjadilah dialog di antara keduanya.
Ibrahim bertanya, "Hari apakah
yang paling mulia?"
Ahli ibadah itu menjawab, "Hari
pembalasan, ketika manusia dibalas, antara yang satu dan sebagian yang
lain."
"Apakah engkau bisa mengangkat
tanganmu untuk berdoa, sedangkan aku sendiri juga mengangkat tangan mengaminkan
doamu agar kita dihindarkan dari kesengsaraan hari itu?" ungkap Ibrahim.
"Janganlah engkau mengharapkan
doaku. Demi Allah, aku pernah berdoa sejak tiga puluh tahun silam, tetapi
sampai sekarang doaku belum dikabulkan," jawabnya.
"Apakah engkau mau kuberitahu
tentang sesuatu yang mengekang doamu?"
"Ahli ibadah itu menjawab,
"Ya."
"Sesungguhnya jika Allah
mencintai seorang hamba, niscaya Dia akan menahan doanya agar dia selalu
bermunajat, mengiba, dan memohon kepada-Nya, Sementara jika Dia marah kepada
seorang hamba, niscaya Dia akan cepat mengabulkan doanya atau menghunjamkan
keputusasaan di dalam hatinya."
Jika doa seorang hamba selalu
dikabulkan setiap kali dia meminta, ketahuilah dia bukanlah hamba lagi. Dia
diperintahkan berdoa karena dia seorang hamba dan Allah melakukan apa saja yang
Dia kehendaki. (Al Syaikh Al Baha'i)
Komentar
Posting Komentar