Segelas Air dan Harta Raja
Disebuah kerajaan terdapat sebuah
istana yang sangat besar, istana yang begitu megah, rakyatnya makmur, hasil
buminya sangat subur, dan dipimpin oleh raja yang gagah, raja yang arif dan
bijaksana. Raja yang selalu membantu rakyatnya layaknya seorang raja yang
peduli pada rakyatnya.
Suatu ketika si raja sedang sarapan
pagi, makanan yang sangat banyak tersedia. Dia mempunyai seorang pembantu
berdiri disamping meja makan menunggu perintah raja. Kemudian raja
memerintahkan untuk mengambil telur yang sudah dimasak setengah matang. Kemudian pembantu tersebut pergi mengambilkan
telur tersebut. Kemudian raja memerintahkan lagi untuk mengambil ikan yang
sudah dimasak. Kemudain pembantu tersebut pergi lagi mengambilkannya. Dan
seterusnya.
Kemudian sang raja mulai merasa
kenyang, dan sang raja ingin minum. Kemudian sang raja memerintahkan
pembantunya untuk mengambilkan minuman, dan pembantu itupun mengambilkan air
minum, dia membawa satu teko dan cangkir kemudian dituangkannya air tersebut
kecangkir.
Kemudian pembantu tersebut tersenyum,
sang raja bertanya “Kenapa engkau tersenyum?”, pembantu itu berkata “Aku akan
serahkan ini kepada paduka, tapi bolehkah aku bertanya kepada paduka?”.
Sang raja menjawab, “Apa
pertanyaanmu?”, “Paduka, hamba senang mengabdi pada paduka, tapi bolehkah kita
berangan-angan paduka?”, sang raja tertawa kecil, “Dengan senang hati, kau akan
mengajak aku bermain tentang apa?”
“Paduka, seandainya di negeri kita
ini tidak ada air!”
“Oke, aku setuju di negara kita, di
negeri kita tidak ada air”
“Betul paduka, aku adalah ratu air
dan aku hanya memiliki satu air ini, seluruh rakyat menantikan airku, termasuk
anda baginda”.
Lalu sang raja mulai bertanya, “Akan
kau berikan kepada siapa air itu?”
“Paduka, hamba akan memberikan air
ini kepada orang yang mampu membelinya”.
“Tentu aku yang sanggup membelinya,
aku raja disini. silahkan, akan kau jual berapa?”.
“Paduka akan membayar air ini
dengan berapa?”
“Akan kubayar dengan satu peti emas”
“Tidak akan aku jual” Kemudian sang
raja mulai tersedak, “akan kubeli dengan lima peti emas”
“Tidak bisa”.
“Akan kubeli dengan sebagian harta
yang ada di istana ini”
“Sedikit lagi baginda.”
“Akan kubeli dengan seluruh hartaku
di negeri ini.”
“Masih kurang.”
“Baiklah, akan kubeli dengan jabatanku,
dengan hartaku, serta istanaku, akan kau berikan air itu untukku?”
“Dengan senang hati paduka, setelah
kau berikan semuanya maka akan aku berikan air ini untukmu”
Kemudian diambil air itu kemudian diminum
oleh sang raja. Setelah meminum air tersebut, raja menarik napas mengucap
hamdalah, lalu dia berpikir dan merenung tentang permainan tadi yang sangat
menyenangkan.
Kemudian sang raja berkata, “wahai
pembantu, terima kasih karna engkau telah mengingatkanku kepada Allah SWT,
bahwa hartaku, jabatanku, istanaku, semuanya tidak ada artinya hanya satu air
cangkir jika Allah berkehendak maka semuanya habis.”
Ada berapa uang dikantong kita? Ada
berapa lembar sertifikat di lemari kita? Ada berapa tumpuk kotak emas di lemari
kita? Semua itu jadi akan sia-sia, semua itu jadi tidak berharga, ketika Allah
berkehendak.
Marilah kita mengingat Allah SWT,
berapa pun uang di kantong kita, berapapun tumpukan lembaran sertifikat di
lemari kita, suatu saat jika Allah akan memanggil kita dengan segala kasih
sayangnya lalu kita ada disamping-Nya, harta-harta yang akan mengawal kita adalah
harta-harta yang sudah kita infaqkan, kita sudah sedekahkan, kita sudah
zakatkan, dan kita wakafkan.
Semoga
bermanfaat.
Syukran
Jazakullah Khair
Komentar
Posting Komentar